"Udep Beusaree Mate Beusadjan Sikrek Gafan Saboh Keureunda" (Hidup Bersama, mati bersama dengan selembar kain kafan dalam satu keranda. Achehnese

Tuesday, January 30, 2007

Sekilas tentang Ivana Stojakovic

Gadis serbia berwajah cantik ini kutemui saat aku menaiki salah satu angkot di Bandung sekitar bulan puasa sekitar pertengahan pertengahan oktober 2006.
pertama kali aku lihat Ivana bersama kawan lelakinya yang kukira pacarnya. otakku langsung berpikir keras bagaimana caranya mengenal kedua turis ini dengan harapan agar aku bisa jadi guide dan dapat honor. sekitar beberapa menit aku berpikir keras tiba-tiba Ivana menegur menanyakan arah ke Alun-alun Bandung -dalam bahasa Inggris tentunya- yes dalam hati, akhirnya. tanpa berlama-lama segera kujawab, dan kemudian aku berusaha mengakrabkan diri dengan keduanya. sang cowo bernama Parwiz berasal dari Afghanistan dan Ivana berasal dari Serbia ternyata mereka bukan turis tapi mahasiswa sekolah seni di Bandung. demi terus mendapatkan informasi aku terpaksa melewatkan tujuanku dan terus ngobrol sampai akhirnya keduanya turun dari angkot.
sehari kemudian aku langsung menghubungi kawanku yang juga sekolah di tempat yang sama. dia tahu wajah tapi tak mengenalnya. dia berjanji mendapatkan nomor hp-nya untukku.
berbulan-bulan lamanya aku tak mendapatkan nomor hp-nya. sampai pada malam sekitar 14 Desember. saat ulang tahun kawanku kami bertemu kembali. ya parwiz dan rekannya Rekha yang berasal dari Rumania. tak lama berselang Ivana pun muncul. akhirnya malam itu aku mendapatkan nomor hpnya. beberapa hari kemudian aku menghubunginya dan mengajaknya diskusi tentang Serbia masa Slobodan Milosevic, dengan dalih aku perlu untuk tugas kuliahku. dia sepakat untuk bertemu minggu itu, tapi setelah satu, dua, tiga, empat, lima dan terakhir 6 minggu kemudian aku bisa jumpa dengannya. 25 Januari 2007 dari pertengahan Oktober sungguh pengejaran yang melelahkan akan tetapi aku akhirnya bisa kencan dengannya. seharian penuh kuantar Ivana membeli piyama untuk hadiah ulang tahun kawannya. bermodalkan Yamaha Mio pinjaman Said kawanku, kubawa Ivana berkeliling Bandung. hari itu hujan deras, tapi aku senang, karena hujanlah yang membuat waktu kami berdua jadi semakin lama. tatkala hujan mengguyur kuminta ia mengenakan jaketku agar tubuhnya hangat. yang membuatku bangga sepertinya semua orang melihat kami entah karena iri, atau memang aku tak sepadan dengan Ivana tapi yang jelas aku bangga bisa jalan dengan perempuan secantik dia.
ternyata Ivana bukan sekedar cantik, tinggi dan pirang tapi dia juga sederhana, cerdas dan menyenangkan. obrolan kami bukan sekedar Serbia, tapi juga mengenai seni, sosial dan diri kami masing-masing. kami bahkan sempat menyanyikan lagu Internationale dalam bahasa Serbia dan Inggris. dia menyanyikan versi Serbo-Croatian sementara aku dalam bahasa Inggris.aku pikir baru kali ini aku kencan dan menyanyikan lagu politik.
Disela-sela diskusi aku selalu mencoba merayu dan menyanjungnya. kadang-kadang ia terima dan kadang entah karena malu atau ia tahu maksudku ia mengalihkan pembicaraan ke arah tugas kuliahku. namun bukan aku kalau menyerah. hari kami diakhiri dengan minum kopi dan makan roti Cane sepiring berdua di kedai Cie Rasa Loom di Buah Batu. romantis.
dua hari kemudian kami bertemu kembali di Hotel Horizon Bandung, tempat acara forum Acheh Se-Jawa berlangsung. oh Ivana rasanya aku mulai tergila-gila padamu.