"Udep Beusaree Mate Beusadjan Sikrek Gafan Saboh Keureunda" (Hidup Bersama, mati bersama dengan selembar kain kafan dalam satu keranda. Achehnese

Tuesday, February 21, 2006

Untukmu, Setitik Cinta Yang Dihadiahkan Tuhan Untukku

Ini Hanya Untukmu

Na jawablah kebohonganku mengenai kumpulan puisi
Yang sebenarnya itu untukmu dan bukan untuknya
Aku cuma ingin tau apakah kamu memiliki rasa yang sama

Kumpulan kata-kata yang mungkin tak pantas disebut puisi ini
Langsung dari sari hatiku dan dengan tinta jiwaku
Berusaha menggambarkan manisnya anggur cintaku
Yang kupetik dari pohon kebajikan sikapmu

Sebuah pohon yang hijau dan ranum
Sebuah pohon yang siapapun melihatnya pasti ingin memetik buah sapanya
Sekedar untuk menikmati kerenyahan tawamu
Sekedar ingin merasakan kehangatan auramu
Mencoba menjawab pertanyaan-pertanyan lugumu


Maka tiada bersalah jika aku sekedar ingin berbagi hasil dari pohonmu
Dalam rangkaian kata-kata yang mungkin tak pantas disebut puisi ini
Hanya denganmu dan hanya untukmu.

Dengan tanpa belas kasih membunuh rasa maluku
Demi kesaksianmu
Memandang lukisan suci sanubariku
Hanya denganmu dan hanya untukmu

Bandung 1 Februari 2005

15:00 WIB


Her Name Is Shena

Bunga yang sedang dilanda resah ini datang padaku
ketika pengabaian sedemikian besar menghinggapi diriku

Gadis riang ini membuatku bahagia
ketika rasa perih melekat erat tak mau lepas dihatiku

Muslimah shaleh ini ada di dekatku
ketika Tuhan sedang menjauhkan hidayahNya dariku

Kelincahannya membangkitkan semangatku yang pernah redup

Senyumnya yang penuh keikhlasan membuatku mabuk melebihi berbotol-botol khamar yang pernah kutenggak

Mengingat tutur katanya yang lembut dan bersahaja
membuat kopi tanpa gula yang kuminum pagi ini terasa manis

Tawanya membasuh noda darah yang masih membekas dalam luka hati ini

Tegurannya mengandung sejuta makna yang menyejukkan

Berusaha menyenangkannya adalah kewajiban yang harus kutunaikan

Membuatnya tenang adalah keikhlasan bagi diriku yang merasa tenang melihat wajahnya di pagi hari……

Walaupun ku tau belum tentu dia mau……………

Jumat, 27 Januari 2006
Pukul 09:24 Pagi.

This poem dedicated to you


Yang sesungguhnya

Ketika aku tanyakan kapan kamu pergi
Sesungguhnya aku ingin mengatakan jangan kau pergi

Ketika aku menanyakan berapa lama kau pergi
Sesungguhnya aku mengatakan jangan tinggalkan aku lama-lama

Ketika aku memintamu untuk memastikan pergi dan kembali dengan selamat
Sesungguhnya aku sangat khawatir ketika tak bisa menjagamu

Ketika ku katakan bandung membutuhkan sinar matamu
Sesungguhnya aku yang membutuhkan sinar matamu untuk bertahan hidup

Ketika aku meminta oleh-oleh darimu
Sesungguhnya aku hanya meminta agar kau mengingatku

Aku tidak ingin apapun selain keberadaanmu disampingku
Itu saja tidak lebih

Bandung 28 Januari 2006

Pukul 23:26

Untukmu yang belum tau

Sama-sama tau

Aku ga tau apakah kau sedang bersama dia, atau tidak
Aku ga tau, ga mau tau dan ga pernah ingin tau
Yang kutau hanya aku ingin bersamamu

Aku ga tau apakah kau bahagia bersama dia
Aku ga tau, ga mau tau dan ga pernah ingin tau
Yang ku tau hanya aku ingin membahagiakanmu

Aku ga tau apakah dia mencintaimu atau tidak
Aku ga tau, ga mau tau dan ga pernah ingin tau
Yang ku tau bahwa hatiku memilih untuk mencintaimu

Aku ga tau apakah kau rindu dia ketika tak bersamanya
Aku ga tau, ga mau tau dan ga pernah ingin tau
Yang kutau aku merindukanmu ketika kau tak disisiku

Aku ga tau apakah kau mencintai dia
Aku ga tau, ga mau tau dan ga pernah ingin tau
Yang ku tau aku ingin kau cintai

Yang ku tau hanya ingin kau tau apa yang ku tau.
Yang ku tau hanya berusaha membuatmu tau apa yang ku tau
Yang ku tau aku ingin kita sama-sama tau

Bandung, 28 Januari 2006
Pukul 13:19 WIB

kudedikasikan untukmu yang sedang ga berada disini



Suaramu memabukkan

Pagi ini kubangun dan mengingat dirimu
Langsung ke kamar mandi dan kucuci mukaku
Kubawa dompetku dan tanpa pikir panjang aku langsung menelponmu

Pagi ini terasa indah dengan suaramu
Walaupun kamu sedang sakit tenggorokan

Sekali lagi kamu tanya mengenai shalat
Dan sekali lagi kubilang aku tidak shalat

Tapi aku kini mulai shalat
Jujur ini karena kalimat makianmu
Makianmu terngiang-ngiang terus di telingaku

Kutanya rencana konvoimu
Kau bilang mungkin kamis atau jumat
Kutanyakan itu
Walau aku tak mau

Sebatang Dji Sam Soe yang kuhisap pagi ini terasa sangat nikmat sekali
Mendengar suaramu seperti meminum segelas anggur putih.
Manis dan memabukkan

Bandung, 29 Januari 2006

07:48 WIB

Malam Tanpamu

Ingin Kulelap malam ini tapi rindu menggangguku
Ingin kunyenyak malam ini tapi risau akan dirimu tetap menggangguku
Ingin ku tenang malam ini tapi kau tetap tak mau pergi

Lalu kulewati malam ini, berbincang-bincang dengan bayangmu
Berharap kau lelah menggangguku
Berharap kamu beristirahat tenang didalam hatiku

Namun sampai kapan ku akhiri segala harapan ini?
Kapan kau hentikan aku berharap dengan menerimaku disisimu?


Bandung, 29 Januari 2006
Pukul 00:37 WIB

Tanggung Jawab pliss……

Aku ga bisa tidur malam ini
Kamu harus tanggung jawab
Aku ga tenang malam ini karena ga denger suara kamu
Kamu harus tanggung jawab

Karena ulahmu computer aku bisa penuh dengan puisi-puisi kegelisahan
Karena ulahmu aku bisa dicap pengemis sms, cuma untuk sms kamu
Karena ulahmu otakku bisa kram karena mikirin kamu 24 jam tak henti-henti
Kamu harus tanggung jawab

Bandung, 29 Januari 2006

01:29 WIB



Mencandumu

Ingatanku padanya menghilang lenyap begitu saja
Bukan karena usaha mabuk yang kulakukan
Tapi justru keluh seorang gadis manis bersuara indah
Yang datang padaku dengan kegalauannya

Komputer yang biasa menemaniku main game
Kini kupakai untuk menulis puisi-puisi tentangmu
Pagi yang biasa kulewati dengan tidur lelap
Kini terbangun karena alarm dirimu

Uang yang biasa kupakai mabuk malam dengan kawan-kawan
Kini kupakai untuk mabuk akan dirimu

Hatiku yang penuh kegelisahan kini penuh dengan kerinduan
Aku ga mau ini terhenti
Aku ingin ini berlanjut
aku mau dirimu
datanglah padaku seperti kau datang dengan segala keluh kesahmu
jalanlah denganku seperti kamu jalan untuk menghilangkan segala keresahanmu
pulanglah denganku seperti kau pulang dengan membawa kegembiraanmu
duduklah disampingku seperti pagi sewaktu kembalikan jaketku

diiringi fullmoon blues
menikmati secangkir susu yang kubuat khusus untukmu
berbincang tentang dirimu


Bandung 29 Januari
08:14 WIB

Absen

Hari ini kuputuskan tak menelpon atau sms kamu
Kamu terlalu besar kepala
Tak sedikit pun peduli padaku
Akui tak mau meninggikanmu terlalu lama

Hari ini sampai tiga hari ke depan
Aku ingin kamu rindu padaku
Aku ingin kamu juga berkorban
Aku ingin kamu cemas akan diriku

Bandung, 30 Januari 2006
09:37 WIB

Maaf yah

Bukan niatku membuatmu marah
Juga bukan karena karakterku yg menyebalkan
Tapi semata karena aku manusia yang tak merdeka dari khilaf
Semoga hatimu bisa memaafkan aku


Bandung 31 Januari 2006
11:56 WIB


Batal Absen

Pagi ini aku janji untuk absen dari sms kamu
Tapi entah lupa atau ga tahan
Kurangkai kalimat lagi untuk kamu
Kamu tetap tak membalas

Entah ada atau tidak pulsa dihpmu
Tapi prasangkaku terlalu baik untukmu

Selami hatimu untukku
Aku yakin ada namaku disana
Jelajahi akalmu
Aku yakin kita jumpa disana.

Bandung 31 Januari 2006
02:29 WIB

Terbunuh cinta

Kemanakah diriku yang tidak mempedulikan pagi karena masih ada siang
Pergikah diriku yang mengabaikan siang karena masih ada malam
Matikah diriku yang menghidupkan malam karena masih ada pagi untuk sekedar lelap?

Kau bunuh diriku untuk mencintaimu

Bandung 1 Februari 2006

11:00 WIB


Tempat pertama untukmu

Kubuka mataku di pagi yang sunyi
Sekali lagi file bertuliskan namamu menampilkan dirinya di kepalaku
Refleks jempolku segera mengetikkan kata-kata untuk kukirimkan padamu
Menitipkan sebaris pesan pada gelombang sinyal selular

Berharap kau sadar bahwa ada yang mengingatmu disini
Berharap kau sadar kegembiraanmu disana berdiri diatas pondasi kecemburuanku
Berharap kau menghargaiku seperti Julius Caesar menghargai dusun

Mungkin roma lebih indah daripada dusun
Tapi dusun memberi tempat pertama untuk yang mulia Caesar

Mungkin kekasihmu lebih dariku,
Tapi hatiku memberimu tempat pertama
Dalam singgasana jiwa yang hampa dari sentuhan kelembutan perempuan

Bandung 1 Februari 2006
11: 10 WIB

Konyol

Kemarin akalku mengacau
Dan hatiku berceracau

Mengirimkanmu pesan-pesan konyol
Yang tiada maksudku membanyol
Pesan konyol bermakna tolol

Pesan menyiratkan kebodohan
Kebodohan yang tanpa rancangan
Juga tidak kubuat-buat
Mungkin karena gilaku sedang kumat

Banduing 1 februari 2006

11:17 WIB

Ku yakin kau tau

Tingkahku yang menjijikan
Kata-kataku yang konyol
Sikapku yang tak terarah
Pesan-pesan perhatianku padamu

Tak mungkin kau tak tau apa maksudku

Bandung 1 Februari 2006

11:20 WIB

Adakah alasan untuk (Tidak) Mencintaimu?

Kuhadapi tawa mereka akan shalatku
Kuhindari rayuan khamar mereka dengan sabarku
Ku kumpulkan semua muakku dan kuberikan padamu

Keajaiban tanganmu mengubahnya menjadi menjadi emas kebenaran
Manis kata-katamu merubah tuba menjadi susu yang menyehatkan

Adakah alasan bagiku untuk tidak mencintaimu?


Bandung 1 Februari 2006

11:27 WIB



Gerah

Neraka siang membakar hatiku
Segera ku kembali ke kost
Mencari pemadam api hati yang kau miliki
Tapi kamu tak berada disini

Sampai kapan kamu terus berada disana
Membiarkan hatiku terbakar dalam penantian
Fotomu tak cukup meredakan gundah yang melanda
Kembalilah dan padamkan hatiku

Bandung 1 Februari 2006

14 19 WIB
kutulis kala siang membakar Bandung



Jawaban Sang waktu

Ingatkah ceritaku tentang pulau perasaan?
Ketika cinta yang sombong lupa berterima kasih

Ketika sang waktu memberi jawaban kepada cinta?
Mungkin kamu menjawab “ya, lantas apa kaitannya denganku?”

Waktu telah memberi tahuku jawaban itu
Waktu dimana ketika kau tak berada disini
Dia memberi jawaban padaku
Sebuah jawaban yang sangat pasti

Waktu dimana kesendirian bersenggama dengan keresahan
Yang kemudian melahirkan kerinduan yang imut namun menyebalkan

Waktu kekosongan membuatku mabuk tanpa minuman keras
Waktu dimana diriku bagaikan tentara yang berada dalam pertempuran malam
Berusaha menunggu pagi untuk dapat melihat musuh dengan jelas
Tanpa peduli esok mungkin ku mati tak bermakam

Waktu yang kurasakan sangat panjang
Sehingga cahaya logikapun tak sanggup memberi terang

Waktu ketika bukan hanya jasadmu yang berada jauh dariku
Waktu ketika teman-temanmu pun tidak meramaikan kamarku
Waktu ketika kau (mungkin) marah mendengar pernyataan kangenku
Sehingga sebuah puisi maaf tercipta untukmu

Waktu ketika ku terus berusaha menelpon dan sms kamu
Memberikan khabar tentang kegelisahan yang tak tersalurkan
Tanpa kau sendiri mengerti apa kegelisahan itu
Waktu dimana tubuh jiwaku sekarat akibat kerinduan sepekan

Waktu ketika (mungkin) kau sadar sesuatu telah terjadi antara kita
Waktu ketika (mungkin) kau berpikir ulang mengenai segalanya
Waktu yang menghabiskan tenagaku menahan diri tuk tidak menelpon dan sms kamu
Bertahan sementara demi sebuah kepastian yang tak pasti

Mungkin kamu akan bertanya “apa jawaban sang waktu?”
Dia memberi tahu aku kalau aku mencintai mu!!!!!!


Bandung 1 Februari 2006

14:35 WIB



Siang dan Malam

Mungkin mentari itu sedang menyinarimu
Dikala siang yang cerah membuat semua orang bahagia
Yang tanpa kau sadari kamu melupakan siang yang pernah amat menyengatmu
Menyiksamu dengan bara panasnya
Dan membuatmu berharap malam yang dingin segera tiba

Malam tempat kau mengadu akan kejamnya siang
Malam yang kau percayakan untuk berbagi rahasia dan impian
Malam yang menemani tidurmu dengan sabar hingga kau kembali pulih dan segar
Malam yang mengantar pagi yang sejuk untukmu
Walau ia tau dengan itu kau akan menjumpai siangmu

Bahkan ketika malam kau lupakan apakah ia pernah mengeluh?
Tidak, tidak pernah!
Malam hanya berharap kau kembali padanya
Ketika senja hari tiba
Ketika matahari puas membakarmu
Dan ketika kau lelah menghadapi persoalan siang.

Kembalilah pada malammu

Bandung 2 Februari 2006

11:02 WIB

kutulis ketika siang tiba dan malam berlalu untuk sejenak.

Memilihmu

Hari ini kuisi diskusi tentangmu
Kemarin dan kemarin lusa pun sama
Mencoba menganalisis semua tentangmu
Berharap kau melakukan hal yang sama

Andai hati bisa memilih
Takkan kubiarkan hatiku memilihmu
Karena tak pantas seorang pendosa mencintai malaikat berhati lugu
Akan kupilih yang pantas terpilih
Mungkin itu kamu mungkin juga bukan kamu

Tapi tak perlu berpusing dengan itu
Yang pasti hati ini memilihmu

Bandung 1 Februari 2006

22:02


Coba bayangkan……

Andai ku jadi pilot
Kujemput kamu dari rumahmu di Cirebon
Dengan ijin dan doa restu ayah bundamu
Kubawa kau terbang melintasi Samudra Hindia
Memotret keindahan Sharm El Sheik dari udara Mesir
Menikmati birunya Laut Mediterania dari kursi kopilot mendampingiku mengemudi

Kupilih Bandara Charles de Gaulle sebagai tempat pendaratan
Menaiki taksi menuju Arc de Triomphe
Sebuah monumen megah warisan Napoleon Bonaparte
Malam harinya kita berjalan kaki di trotoar The Champ Élysées yang lebar dan bersih
Jangan takut gelap, Paris dijuluki The City of Lights
Malam disini terang benderang hampir seperti siang
Kota ini dipenuhi dengan lampu-lampu indah dengan cahaya yang menawan

Lalu kita makan malam di kafe Au Perre Tranquille, di Les Halles.
Tak kan lupa kubelikan kamu setangkai mawar dari penjaja bunga
Kemudian kita bermalam di Hotel de Ville yang tua namun bersejarah

Menyambut pagi yang dingin berdua kita berjalan kaki menyusuri sungai Seine
Sekali-sekali berlagak menjadi orang Prancis dengan sarapan Croissant tak apa kan?
Setelah itu kita dengan norak berfoto di depan menara Eiffel yang menawan
Atau duduk tenang menyaksikan keindahan taman Tuileries

Mungkin kita juga akan berziarah ke Jean Paul Sartre dan Simone de Beauvoir yang bersemayam di Pemakaman Montparnasse
Sekedar berterima kasih atas sumbangan mereka dalam dunia filsafat
Untuk mengenang revolusi Prancis tolong ingatkan aku untuk mengunjungi Place de la Bastille, jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat kita bermalam.

Kamu belum pernah ke nightclub kan?
Kamu akan kuajak ke Moulin Rouge sebuah nightclub legendaris dan terkenal di Montmartre, Sebuah kota yang menjadi pusat koloni Bohemia pada abad 19
Aku pikir sekali-kali tuhan pun tak marah

Asal kamu jangan tergoda untuk menikmati champagne
Karena minuman itu memang berasal dari Prancis
Rasanya seperti senyummu….manis dan memabukkan
Mengingat hanya penampilanmu yang Amrik namun hatimu Mekkah
Maka kuyakin kamu tak akan latah.

Karena aku tidak kaya
Maka mungkin kita akan berbelanja baju di blok Marais
Daripada di butik terkenal seperti Versace atau Louis Vuitton dan kawan-kawannya
Kita beli gaun indah untukmu ala perancang terkenal dengan harga yang murah
Supaya kamu tak malu jalan denganku, aku juga akan pesan satu stel Jas dengan meniru model anyar Hugo Boss, masih di Marais.

Kalau uangku masih cukup
Kupikir pantaslah sebuah penjepit dasi Eitenne Aigner untuk ayahmu
Dan tas kulit bercap Made in France yang cantik dengan harga tak mencekik
Untuk bundamu dan mamaku
Juga tak lupa gantungan kunci menara Eiffel untuk kawan-kawan kita.

Namun sayang………..aku bukan pilot yang selalu didampingi pramugari manis
Dan akupun belum jadi orang kaya yang selalu berpakaian necis
Maka kupikir alam nusantara masih jauh lebih indah, ramah dan murah ketimbang Paris

Bandung 2 Februari 2006

17:55 WIB

Waiting In Vain

Tik…….tok…… tik……..tok
Detik kian melambat
Tik…….tok…….tik……..tok
Detik menjadi menit
Tik…….tok…….tik……..tok
Menit menjadi jam
Tik…….tok…….tik……..tok
Jam menjadi hari
Tik…….tok…….tik……..tok
Tiap detik kulalui dengan menanti
Menanti balasan pesanmu

Tik…….tok…….tik……..tok
Setiap detik adalah jam
Tik…….tok…….tik……..tok
Setiap jam adalah hari
Tik…….tok…….tik……..tok
Sehari adalah seminggu
Tik…….tok…….tik……..tok
Ku tetap menunggu

Namun kau tak membalas
Kubutuhkan pesanmu untuk kembali bernafas
Membaca pesanmu agar jantungku tetap berdetak
Kubutuhkan suaramu untuk kembali berteriak

Meneriakkan hidup
Menepis cahaya yang redup

Tik……………….tok……………..tik……………tok
Tik……………….tok……………..tik……………tok
Namun detik makin melambat

Kau belum juga membalas
Kau belum juga bersuara


Bandung 2 Februari 2006

14:02 WIB
Kutulis saat waktu terasa amat panjang



Lagi Sedih

Hari ini kulalui (lagi) tanpa mu
Menghitung detik detik kosong
Detik detik yang berlalu tanpa arti
Suara lucu anak smupun tak mampu menyalakan api semangatku

Mungkinkah akan kembali hadirmu seperti yang lalu?
Jangan pernah kau hadirkan ribuan tawa dan senyum semu
Bawalah tawa dan senyum tulusmu seperti yang berlalu

Meski sedihmu kemarin adalah sedihku
Tapi kebahagiaanmu hari ini bukanlah kebahagiaanku

Namun sungguh kebahagiaanmu seribu kali lebih baik
Karena ku tak rela menyaksikan kesedihanmu
Maka biarlah kubersedih demi kebahagiaanmu

Bandung 3 Februari 2006

18:33 WIB


Na,

Na, tak tahulah aku apa yang ada dibenakmu
Ribuan kali sudah hari ini kumemikirkanmu
Na, tak tahulah apakah yang kita rasakan sama
Tak terhitung sudah aku bertanya

Na, andai sanggup kuusir rupa menawanmu dari kepala ini
Tak perlu ku lemas seminggu ini
Na, kalau saja senyummu tak semanis madu
Tak perlu lidahku terasa kelu
Na, andai rambutmu pun tak seindah sutra cina
Mungkinkah aku merengek bagai permaisuri raja yang ingin memilikinya?
Na, bila saja hatimu tak secantik wajah bidadari yang dihadiahkan tuhan pada para mujahid yang gugur di medan jihad
mustahil anganku merana

Na, adakah dia kembali menaklukanmu untuk kesekian kali?
Na, adakah usahaku gagal lagi hari ini?
Na, begitu pemaafkah kau sehingga tuhan pun malu?
Na, butakah mata hatimu sehingga tak sanggup melihat cinta yang besar dihadapanmu?
Na, betapa baalnya tanganmu sehingga tak meraba ketulusan dari dalam hatiku?

Na, sebegitu kecilkah aku sehingga tak tampak olehmu?
Na, sebegitu rendahkah aku sehingga tak pantas akan cintamu?

Na, ketika harta bukan senjata ampuh untuk mengalahkan hatimu
Ketika kamu juga mampu berkelit dari bidikan romantismeku
Saat tebing hatimu juga tak runtuh oleh ledakan perhatian tulus
Kurangkai kata-kata ini untuk mu

Berharap ini bisa menjadi api yang melelehkan lilin jiwamu
Meramunya agar menjadi panas yang mencairkan es hatimu
Memantrakan ini bisa menjadi tetes air yang melubangi batu cadas keangkuhanmu
Mengutuknya agar menjadi Tsunami yang meluluhlantakkan benteng pertahanan hatimu

Maka jatuhlah kau kedalam pelukanku untuk sebuah kebahagiaan abadi
Maka runtuhlah kau keharibaan kasih sayangku

Bandung, 4 Februari 2006

00:14 WIB



Khilaf Tuhan

Wahai perempuan berwajah syahdu
Melihatmu seperti mendengar penyair bersenandung merdu
Menyejukkan hati belati menentramkan hasrat berkarat

Kamu adalah kitab penyair tanpa kata
Dengan helaian-helaian puisi pada mahkota hitam dan lembut
Membelainya adalah kehormatan tak ternilai bagi yang terpilih

Kilau rona pipimu cukup membuat matahari cemburu
Karenanya ku lupa kalau matahari masih akan terbit esok
Bulan pun tak mau kalah ia ikut-ikutan cemburu
Kalau saja waktu itu tidak ada adzan Isya, kupikir itu masih Dzuhur

Kata-katamu adalah sabda titipan dewa-dewi yang telah mati
Menyucikan najis dunia dan melunturkan amarah hati
Makianmu adalah gema adzan yang berkumandang di tengah gurun kekosongan
Mengingatkan seorang musafir yang tersesat di belantara lupa

Mungkin tuhan telah khilaf karena menurunkan bidadarinya ke dunia
Atau mungkin ia sengaja menampilkan sedikit keindahan surgawi pada lekuk tubuhmu
Agar pria-pria jahanam berlomba-lomba ingin masuk surga

Tak tahulah…..yang jelas dunia jadi lebih indah dengan hadirnya dirimu.


Bandung 4 februari 2006

02:25 WIB

kutulis kala gelap menjadi siang karena mengingatmu



Matahari ku pulang kampung

Selamat pagi wahai perawan bersenyum lembut
Matahari pagi ini kembali membangunkanku
Tanpa pernah peduli tak ingin ku dibangunkan olehnya
Aku mempunyai matahari sendiri yang datang terlambat lambat namun dengan pasti ia membangunkanku
Merdu suaranya melebihi lengkingan syahdu para qoriah yang melantunkan Albaqarah
Lembut tatapnya membuatku tak ingin tidur lagi

Namun matahariku tak hadir seminggu ini
Ia tak menerangi kamar ini lagi
Ia tak mengharumkan kost ini lagi
Setiap hari menjadi malam
Hingga suasana begitu sunyi

Ah mungkin tuhan sedang mengerjaiku setelah sekian lama dia kukerjai
Mungkin ia juga ingin membuktikan kekuasaannya yang mutlak
Menghentikan jantungku berdetak
Dengan cinta yang tak bisa ku mengelak

Menghadirkan keindahan dalam hidupku tanpa tedeng aling-aling
Keindahan yang membakar api semangatku dengan kehadirannya
Keanggunan yang diriku lemas jika kehilangannya
Pesona surga Asia yang membangkitkan syahwat barat untuk menjajahnya
Seperti diriku yang ingin memiliki dirimu tanpa basa-basi timur yang membosankan

Bandung 4 Februari 2006

09:33 WIB
kutulis kala pagiku tak lagi indah



Kujemput senyummu

Matahariku datang melalui sms
Kujemput ia dengan pertanyaan cuaca
Dan kamu pun menjawab dengan icon senyum yang mencerahkan hariku
Maka biarlah sang matahari tak terbit hari ini tuk menyinari dunia
Karena senyummu cukup hidupi bumi sehari penuh

Bandung 4 Februari 2006

09:38 WIB


Malam minggu sendirian lagi

Bete, puluhan malam minggu lewat tanpa kesan
Enak rasanya kalau punya seorang perempuan
Dari pada mabuk ga karuan
Lebih baik ngejar seorang perempuan

Aku sms kamu lagi tadi
Terserah kamu balas atau tidak

Aku yakin cirebon terang malam ini
Jika kamu jadi berdandan tuk menyambut sang pacar
Aku tak mau membayangkan kamu berjalan dengan dia
Yang kubayangkan adalah ketika kamu berdandan dan merasa senang

Tak peduli buat siapa dan karena apa kau berdandan
Tak peduli atas apa dan karena apa kau senang

Membayangkannya aku jadi bisa duduk tenang
Membayangkannya aku jadi melayang

Lupa kalau malam ini aku masih sendiri
Lupa kalau kamu belum jadi milikku

Bandung, 4 februari 2006

17:47 WIB

…………………………..*

Na, hari ini kawan-kawanmu yang juga kawan-kawanku
Berempati mengunjungiku.
Mencurahkan kehangatan menepis dinginnya kesepian
Menaburkan hujan keceriaan yang membasahi kemarau kerinduan

Na, bukan ku tak bersyukur atas nikmat
Bukan pula ku tak puas akan rahmat
Tapi dosakah aku juga menginginkan kehadiranmu?
Kuharap tuhan tak murka akan hajat tulusku

Sekedar memercikkan salju di gurun kehampaan
Sekedar melepas jahitan pada luka hati yang kau rawat

Izinkan aku berteduh pada lebat hitam rambutmu
Biarkan kuberlindung dari sejuta kesepian
Berlari dari hujan duri pengkhianatan yang terus mengganggu angan
Mencari kehangatan dari sepeluk kasih sayang

Sebagai gantinya kuberikan hati ini untukmu
Genggam dan jangan pernah kau lepaskan
Atau ia akan mati teronggok seperti bangkai tak termakan.
dan kuyakin kesucian hatimu takkan membiarkan

Bandung, 4 Februari 2006

20:00 WIB

kutulis setelah Ayip dan Desi pulang

*Silahkan Na beri Judul



Bohong=dosa

Kala pagi menghampiriku dengan mendung berembun
Kusadari ku telah berdosa padamu
Berdosa menipumu dengan kerinduan tak tertahankan
Dengan sebuah kejujuran di akhir pembicaraan

Mengapa harus menipu dengan sebuah kejujuran?
Mengapa berbohong demi sepercik kerinduan?
Mengapa kau beri aku harapan?
Mengapa kau masih juga bertahan?

Jika hanya harapan yang kau berikan
Maka tancapkan goresan dalam pada angan
Karuniai aku sebuah keindahan
Kutuk aku dengan sebuah khayalan

Khayalan indah akan kesejukan senyummu
Kenangan dalam akan teduh matamu
Kerancuan sesat perhatianmu

Lalu biarkan kutenggelam dalam lautan perasaan
Hancurkan aku menjadi timbunan puing kesengsaraan
Atau beri aku sebuah kemenangan

Bandung, 9 Februari 2006

09:42 WIB
kutulis kala hujan membasahi hatiku


The Last Words

Maka ketika mata indahmu tertuju pada lembar terakhir ini
Tulislah catatan dalam lembaran hatimu
Bahwa ada seorang pria bodoh telah menilaimu terlalu rendah
Bahwa ada pria bodoh yang telah sombong melukiskan dirimu
Melukiskan dirimu hanya dengan kata-kata rendah tak bernilai

Bahwa pria bodoh ini tak tahu bahwa dirimu lebih dari sekedar kata-kata
Bahwa pria bodoh ini hanyalah seorang putus asa yang tak tau lagi bagaimana melukiskan keindahan dan keagungan ciptaan sang kuasa yang Ia titipkan kepada alam untuk menjagamu

Catatlah dalam lembaran hatimu bahwa ada lelaki gila yang berani menghinamu
Menghinamu melalui perhatian-perhatian kecil tak bernilai
Mengganggumu melalui sms-sms murahan yang hanya memenuhi memori hpmu
Menghinamu dengan mengajakmu ketempat murahan di emperan jalan dengan hanya berkendaraan angkot.

Lelaki gila ini memiliki persepsi sendiri mengenai definisi menyanjung
Lelaki gila ini ingin menyanjungmu dengan caranya
Lelaki gila ini ingin memperhatikanmu dengan cara dia memperhatikanmu

Maka jika kau ingin pria bodoh ini menghentikan perbuatan konyolnya
Maka jika kau ingin pria bodoh ini tahu bagaimana menilaimu
Maka jika kau ingin pria bodoh ini memahami segala sesuatu tentangmu

Maka cerdaskanlah ia dengan cintamu

Jika kau juga ingin lelaki gila ini berhenti menghinamu
Jika kau juga ingin lelaki gila ini berhenti mengganggumu
Jika kau juga ingin lelaki gila ini memperhatikanmu seperti kau ingin diperhatikan

Maka sadarkanlah ia dengan cintamu

Maka sebelum aku bertambah gila dan bodoh terimalah cintaku

Demikianlah lelaki bodoh lagi gila ini kehabisan kata-kata………….


Bandung 2 Februari 2006

14:55 WIB