"Udep Beusaree Mate Beusadjan Sikrek Gafan Saboh Keureunda" (Hidup Bersama, mati bersama dengan selembar kain kafan dalam satu keranda. Achehnese

Tuesday, June 21, 2005

Mission Accomplished.

Akhirnya kemarin aksi berhasil dijalankan dengan segal kekurangan dan kelebihannya. apa yang mau dibahas terlebih dahulu....? ok kita bahas kelebihan. kelebihannya adalah aksi kita kali ini dilengkapi dengan banyak spanduk, baliho dan poster. undangan kepada media juga efektif karena media banyak berdatangan dan meliput aksi kami, bahkan aku banyak diwawancara oleh media, hehe senang juga seh. etika aku pulang banyak statement aku di media online. sementara kekurangannya massa banyak yang terjegal oleh kemacetan jakarta raya. waktu kami kumpul di depan gedung MPR/DPR banpol sempat menanyakan maksud dan tujuan kami berada disini, lalu kuserahkan surat izin aksi kepada mereka dan kami sempat berbicang-bincang mengenai masalah Acheh aku katakan "orang selalu menyalahkan keinginan rakyat Acheh untuk merdeka, akan tetapi tidak mencari tahu kenapa mereka ingin merdeka. dia bilang "mungkin mintanya sambil marah-marah" kujawab"gimana ga marah, bapak juga kalau dipukul marah!" kalimat itu cukup efektif dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.
setelah itu aksi dimulai kami memberikan poster-poster yang kami buat malam sebelum aksi dan baru selesai pagi hari tepat sebelum kami berangkat. thanks to Rsdn, seniman gila dari Acheh. dia yang merakit poster-poster tersebut dari malam hingga pagi hari.
kami mengajarkan lagu-lagu aksi kepada massa kami sebarkan kertas syair lagu lalu kami ajarkan mereka. ada satu lagu yang baru kuingat pagi hari dan langsung kurekam dalam otak, gubahan dari lagu prodem juga.
begini lagunya:
tiga puluh tahun sudah Acheh masih perang, tiga puluh tahun sudah Acheh masih perang
damai!, damai!, damai!, damai!, damai! Wooooii
damai, damai, damaikan saja
damaikan saja RI dengan GAM.
juga ada lagu yang mereka suka ternyata:
Rakyat Acheh disini bergerak turun aksi
melihat perdamaian yang sedang mati suri
katanya mau damai nyatanya masih perang
damai, damai wujudkan segera!
ketika kami mau segera beranjak dari gedung MPR/DPR RI sempat kebingungan juga masalah kendaraan untuk mengangkut massa aksi ke bundaran HI. setelah lama menunggu akhirnya aku memutuskan untuk bergerak mencari metro mini di daerah tomang slipi. akhirnya kami dapat dengan nilai dua ratus ribu sekali angkut. aku berpisah dengan bang aidil untuk memberi petunjuk pada sang supir. tapi tak lama B.F menelpon ga jadi metro mininya karena sudah ada. aku sempat marah, karena ga mungkin ngomong itu sama si supir, akhirnya kami sepakat untuk mengganti biaya penumpang mereka yang kami turunkan karena kami sewa. tapi brengseknya mereka ga percaya sama aku, supir bilang sama kondektur "pegang dia jangan sampai lari" jadilah aku disandera selama kurang lebih 20 menit, akhirnya bang aidil datang memberi "tebusan" senilai Rp 50.000. fiuuuhhhh.
kami kemudian naik taksi menuju bundaran HI dan aku segera berlari menuju kelompok massa untuk menyampaikan pernyataan sikap dalam bahasa Inggris di kedubes jepang dan PBB, di kedubes jepang tidak sempat karena aku datang telat. kemudian kami ke gedung PBB disitulah baru sempat pembacaan english statement.
akhirnya pukul 2 aksi berakhir aku menumpang mobil massa dari bandung untuk segera menuju ke markas. lelah sekali wak!.
aku kemudian segera menuju meja kerja untuk mengefaks pernyataan sikap ke media massa, akan tetapi ternyata mesin faks rusak "no dial Tone" tertulis di layar program winfax. kakeu lah. akhirnya aku mebuat kronologis aksi untuk kepentingan propaganda ke seluruh kawan-kawan di tingkat nasional maupun internasional.
hari ini rencana pulang ke tapi ga mungkin karena masih ada urusan dengan kopi buku anthony reid berjudul "indonesian frontier......" ga ingat judul lengkap yang jelas buku itu berbahasa inggris di beli oleh B.N di malaysia. buku itu harus dikopi dua dan belum diambil sampe saat aku nulis blog ini.
btw barusan kulihat ada komen di blog aku berjudul To my Old little_dhee. anonymous tapi aku tau siapa yang nulis. aku ga bisa memberi komentar apapun, karena isu itu tidak lagi menjadi isu hangat dalam hidupku.
cuma ada satu hal pernyataan yang harus ku sanggah. pernyataan yang menunjukkan bahwa aku benci terhadap dia. sebenarnya adalah bahwa aku marah terhadap perbuatannya itu saja tidak lebih.
Good bye Yesterday and welcome tomorrow!