"Udep Beusaree Mate Beusadjan Sikrek Gafan Saboh Keureunda" (Hidup Bersama, mati bersama dengan selembar kain kafan dalam satu keranda. Achehnese

Friday, September 23, 2005

Get Up Stand Up
Stand up for your rights
Get up stand up don’t give up the fight

Bob Marley sangat dalam mempengaruhiku dengan lirik lagunya dalam Get Up Stand up and Redemption Song. Seperti kubilang sebelumnya aku mengenal Bob Marley, Iwan Fals daria ayahku. Kadang aku berpikir apakah ayah memang menginginkanku untuk menjadi aktivis, ataukah ia sekedar menyenangi hal-hal yang idealis yang tanpa ia sadari itu membentuk basis fundamental pada jiwaku yang kemudian memilih jadi aktivis.
Bob Marley dan Iwan Fals mengajarkanku untuk berkata tidak pada setiap bentuk penindasan. Kita tidak perlu takut dengan segala resikonya. Dalam redemption song bob Marley mengatakan:
emancipate your self from mental slavery, none but ourselves can free our mind. Have no fear for atomic energy, cause none of them can stop the time.
bayangkan di periode 70-an dimana dunia sedang dibayangi perang nuklir, justru Bob Marley menganjurkan kepada kita untuk tetap melawan dan tidak takut terhadap kepada kekuatan Nuklir dengan alasan yang simple, karena tidak ada yang dapat menghentikan waktu.
Dua musisi ini memiliki banyak kesamaan dalam hal postif maupun negative. Mereka sama-sama idealis, banyak penggemar, lagu-lagu mereka abadi dan mereka juga sama-sama penghisap ganja nomor wahid. Waktu masih smu, aku juga sempat terpengaruh untuk menduplikasi hal negative dari mereka. Setahun hidup dengan ganja itu memang “penderitaan” yang amat sangat. Akan tetapi hal menjadikan hidupku penuh warna.
Kadang aku berpikir, di alam ini memang ada semacam sistem keseimbangan, mengutip ayat Al Quran yanga aku lupa nama suratnya, “Allah meninggikan langit dan merendahkan bumi”. Alam melahirkan sistem-sistem yang tidak adil, pemimpin yang tiran akan tetapi sebaliknya alam juga melahirkan manusia-manusia idealis yang tidak pernah kehabisan tenaga. Kedua kelompok manusia ini sebenarnya sama-sama berusaha berebut pengaruh dari kelompok yang ketiga yaitu yang pasif. Dan yang terakhir jumlahnya paling banyak.
Dari segi kekuatan, manusia-manusia idealis ini tidak memliki basis materil yang kuat, kalaupun ada hanya sedikit. Akan tetapi, kekuatan mereka terletak pada jiwa mereka yang justru diberi bahan bakar oleh prilaku dan kebijakan para pemimpin dan sistem yang tiran. Gila, alam mempermainkan manusia dengan permainannya sendiri. Tanpa kusadari aku pun terjebak dengan permainan itu dengan menjadi salah satu objek atau subjek aku ga tau.Iwan Fals bilang dalam lagu 15 juli 1996:

aku tak bisa untuk tak peduli, hati tersiksa.
aku bersumpah untuk berbuat yang aku bisa
harus ada yang dikerjakan agar kehidupan berjalan wajar.
hidup hanya sekali wahai kawan, aku tak mau mati dalam keraguan


aku belum lama denger lagu ini, akan tetapi ketika aku mendengarnya, aku merasa sepertinya Iwan Fals sangat memahami apa yang aku dan para aktivis lainnya. Sepertinya kata-kata Che Guevara benar “people who their heart shaken when they see the oppression are my comrades”
kaum idealis tanpa disadari memiliki banyak kesamaan. Hidup Kaum idealis tidak pernah tenang, bayangkan getaran hati melihat penindasan terus menghebat, dan itu harus segera disalurkan dalam bentuk perlawanan karena tidak ada tenaga yang cukup untuk terus menahannya. aku sendiri tidak mampu menahannya dan itu hanya bisa diredakan dengan melakukan sesuatu.
Kaum idealis juga memiliki kesamaan visi, ingin menciptakan dunia yang lebih baik, akan tetapi sayangnya mereka sering bertengkar pada tataran misi dan metode gerak, yang memang berbeda. Tapi hal ini biasa. Konflik lah yang membuat manusia maju. Tanpa konflik, kita tidak pernah belajar bagaimana mengatasi masalah yang terjadi dalam tataran interpersonal maupun interorganisasi.
Pada akhrnya kita harus memilih mau menjadi apa kita, apakah kita memilih peran dalam sistem yang tiran entah sebagai pelaku atau pun sekedar tunduk pada segala aturannya, ataukah seperti Rasyidin katakan padaku kita adalah orang-orang yang berada di luar konvensi dan beruntunglah kita,karena mereka yang berada diluar konvensi adalah orang-orang yang merdeka. Pilihannya ada pada diri kita sendiri. Aku sendiri memilih untuk walk out dari konvensi. Bagaimana dengan anda?

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home