"Udep Beusaree Mate Beusadjan Sikrek Gafan Saboh Keureunda" (Hidup Bersama, mati bersama dengan selembar kain kafan dalam satu keranda. Achehnese

Tuesday, October 03, 2006

Speaking to Dhee

D, mulai saat ini dan mungkin seterusnya aku akan mulai berbicara padamu melalui blog ini tanpa pernah peduli apakah kamu membacanya atau tidak.
D, akhir-akhir ini aku mulai semangat kembali kuliah, bukan hanya sekedar datang ke kampus tapi aku juga menunggu dosen dan duduk mendengar ocehan dosen yang membosankan demi mengharap perbaikan nilai, bahkan aku memutuskan untuk menunda keberangkatan aku untuk stay di Acheh. Selain karena aku ingin mendapat nilai yang baik di kuliah, aku masih ingin bertemu kamu, walaupun kebijakan pihak universitas tempat aku kuliah longgar dalam hal kebijakan penulisan skripsi. Paska seminar proposal skripsi dosen pembimbing bisa mengijinkan mahasiswa untuk menulis skripsi hingga selesai bab lima dan setelah selesai mereka akan mengkritisi sana-sini lalu kita boleh ikut sidang ketika semua mata kuliah beres.
D, aku masih ingat nasihat kamu untuk aku supaya rajin kuliah, walaupun dalam beberapa hal kamu juga yang membuat aku malas kuliah, aku hampir depresi ditinggal kamu, tak ada hal yang dapat kukerjakan dengan sempurna. Berat badanku anjlok drastis hingga 56 kilo, sama ketika aku sakit dulu. Kalo mau jujur sebenarnya rasa tak dibutuhkan lagi oleh kamu yang bikin hancur lebur, rasa tidak dibutuhkan lagi sama kamu dan dipecundangi ditambah pula sama orang Jawa, yah, kamu tau kan gimana bencinya aku sama Jawa secara politis walaupun kadang akhirnya terbawa subjektif aku juga. Tapi ya udahlah itu masa lalu, aku pikir ini semua proses perjalanan yang harus kulalui, aku masih memimpikan untuk menjadi pemimpin bagi rakyatku nanti, pemimpin yang dipilih oleh rakyat dan dicintai oleh rakyatnya dan untuk itu aku harus belajar bagaimana seharusnya mencintai dan bagaimana membuat diri dicintai. Melakukan sesuatu demi cinta seperti halnya yang Bunda Theresa lakukan untuk rakyat Calcutta, India. Atau Muhammad yang menghadapi kebrutalan Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya. Bukanlah hal yang mudah dilakukan tanpa proses pembelajaran yang berat sebelumnya. Griff –Putrinya Jean (J-Lo dalam film An Unfinished Life)— juga bilang “ I think it is good, every body needs love. Anak kecil aja udah ngerti.
Akhir-akhir ini Bandung makin panas yah, suhunya menyengat ditambah puasa yang membuat orang jadi tambah malas. Walaupun aku masih juga bolong puasa hingga sekarang. Mungkin karena kemarau ya, di Cimahi air digilir sekarang. Pernah aku dimarahin sama Uwa Lies gara-gara pipis di rumahnya sementara di rumahnya air jumlahnya paling cuman tiga gayung, aku ga sadar karena baru bangun tidur daripada ngompol di kasur atau pipis di atap kan masih lebih baik di kamar mandi.
D, aku sekarang jadi fans blog kamu, tak ada tulisan kamu yang kulewatkan, aku selalu menanti “edisi terbaru” dari artikel blog kamu. Aku mau jadi pengamat atas proses kelahiran seorang penulis besar. Yah kamu punya bakat untuk itu, walaupun aku juga punya kritik atas tulisan kamu, tapi biarlah semua menjadi proses, kalau kita tidak pernah salah kita takkan tau mana yang benar, bener ga?
Aku pikir kamu mampu untuk mencoba menulis beberapa hal yang memberontak dari tren tulisan saat ini. seperti halnya Fira Basuki, Maesa Djenar Ayu atau Dewi Lestari dengan Filosofi Kopinya dan beberapa lainnya selain mereka itu kamu taulah kalau semua orang di Indonesia ini sedang rajin-rajinnya ikut tren menulis. Dan setelah beberapa kubaca, ya, gaya tulisan mereka hampir sama Kalo kata Mao Tse Tung “tulisan panjang lebar tapi ga ada isi”. Memang tidak harus padat dan ringkas untuk memaparkan isi, tapi buat apa juga panjang dan lebar tapi ga ada isi? Tulisan yang tidak mengandung pesan, cukup sekedar dibilang bisa nulis ditambah pujian palsu kawan-kawannya sendiri. Yah, seperti tulisan aku inilah, panjang lebar tapi ga ada isi, eh ada ding,walaupun Cuma satu hal, tau ga? Jangan sekarang tapi nanti juga kamu tau. kalo ada waktu cicipi deh beberapa karya Fatima Mernissi dan Perempuan di Titik Nol-nya Nawal El Sadawi, kedua orang ini adalah penulis controversial di timur tengah.
Balik ke aku lagi yah, Banka dan Ari kawan-kawanku di BPPM dulu udah pada lulus, so I’m alone in here, Hafid ke Rusia, Bang Ikli ke Jambi, Said ke Kalimantan, Zahri di Banda Acheh. tapi syukurnya Tuhan selalu baik sama aku. Ia selalu memberiku kawan. Saat ini aku ngontrak rumah dekat Lengkong, sama kawan-kawan, empat orang, aku, Resa (mantan presiden BPPM), Cecep (FH Unpas), Saehu Amtor (Sem, FH Unpas juga). Rumah kami hampir tiap hari penuh dengan kawan-kawan yang datang silih berganti, anak-anak yang kost di rumah ini adalah mantan penghuni kosan aku yang dulu. Oh ya ada satu orang mungkin kamu ingat, Said, yang kutitipkan bunga untuk dikasih ke kamu, ingat? Dia selalu jadi teman minum n jalan yang setia.
D, aku menambah kebiasaan burukku sebenarnya sudah setahun ini, aku selalu minum alkohol, bahkan hingga kini, tapi aku ga nyandu kok, maksudnya ga setiap waktu harus minum walaupun yang namanya minum tetap aja jelek. Aku ga tau sampai kapan akan minum, tapi aku harus bisa berhenti ketika pulang ke Acheh paska lulus nanti atau ketika kamu sudah menerima bahwa aku adalah orang yang sempurna sebagai manusia, dalam artian manusia yang sempurna adalah manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Boleh aja Simple Plan bilang I can’t be perfect tapi menurutku everybody is perfect, as a human being. Seurieus juga mengakui Rocker Juga Manusia kok.
Oh ya D, aku nulis ini sambil denger lagu Susundaan gitu, kamu pernah denger? Darso, Doel Sumbang, yang lagi mutar sekarang Mega Sutra Pantai Carita. Ternyata lagu-lagu Sunda itu ngeunah bari jeung romantis euy, sumpah! Apalagi kalo ngerti artinya kalo kamu udah tau, pasti kamu udah denger yang namanya Bulan Batu Hiu, Pangandaran, Jayagiri. Edan d sumpah bikin heart melted!!!!!
Contoh liriknya bulan batu hiu

“Bulan nu ngagantung di langit batu hiu, tinggal sapasi sesa purnama kamari
Ikrar janji sahidup samati, moal khianat Insya Allah moal pegat
tineung ruang hate nu aya ukur salira, tineung ruang hate pastina ukur salira.
Bulan… di langit batu hiu sesa purnama kamari
Bulan… sapeupeuting nyeksi nyepeueng rusiah moal bektus pasti”

Ini belum apa apa dibanding lirik pangandaran. Aneh yah, gue gitu loh yang dulu nasionalis Acheh (sampe sekarang seh) segitunya ga mau dipanggil “aa” sekarang rajin pake bahasa sunda ditambah denger lagu sunda. Ga tau d begitu kost aku banyak bergaul dengan orang sunda pisan, cianjuran gitu deh. Ditambah sukabumi. Kamu tau kan aku ga terlalu banyak teman, Karena bagi aku aku ga butuh banyak teman yang bukan teman, aku mudah membuang orang yang cuma sok jadi teman padahal bukan..
Tiap denger lagu pangandaran aku pasti ingat kamu, walaupun dulu kita ga pernah ke pangandaran atau pantai manapun. Teuing tah, urang oge teu terang kunaon tiasa kitu he3x.. btw kamu kemarin kamu ke pangandaran khan? jadi relawan yah? Keren juga, ga nyangka kamu punya jiwa sosial yang tinggi juga.

D aku ga tau perkembangan kamu, tapi sekarang ini kamu lebih tomboy, tambah kreatif, yah setidaknya hanya dua hal itu yang aku tau oh ya satu lagi tambah galak bo!! Kalo udah nunjukin kegalakan kamu “abcd” (aduh bo cape deh). Well everybody changes. I’ve changed and U looks changed too. Yah aku yang sekarang minum, masih ngerokok, tapi aku juga rajin kuliah, dan lebih bisa mengontrol emosi sekarang, lebih fleksibel. Walaupun beberapa hal lainnya tetaplah my dulu, dalam bahasa jawanya the origins of my itu ga bakal hilang deh still ambigous, idealist but more realistic now, never give up to everything I struggling for, walau kalo lagi kecapean istirahat juga seh. Sedikit lebih teratur walaupun ugal-ugalan, berantakan?pasti!!!, Sifat pelupa? Udah mulai berkurang deh, buktinya aku masih ingat d, ulang tahun d, pokoknya semua tentang kamu ga ada yang hilang kamu boleh tes ko.

D aku harap kamu membaca blog aku seperti halnya aku selalu membaca blog kamu. aku memang lama aku ga nulis, the only reason I restarted this is aku ga mau kalah sama kamu, kalo suatu saat kamu terima Nobel Sastra paling tidak aku dapat Pulitzer prize lah.

C u friend!!!!